Saturday, October 13, 2012

Duh, Si Kecil Bertanya Soal Seks, Bagaimana Jawabnya?

 

REPUBLIKA.CO.ID, Inilah hal mengejutkan dari anak-anak. Tanpa diduga, mereka akan menanyakan berbagai hal yang membuat wajah orang tua merah padam. Sebut saja, pertanyaan seputar seks atau yang belakangan ini bikin heboh soal istri simpanan.
Bila ini yang terjadi, psikolog anak dari Potentia Centre, Ike R Sugianto, menyarankan agar orang tua tidak langsung bereaksi negatif.

Orang tua, kata Ike, sebaiknya menggali terlebih dahulu sejauh mana pehamanan anak akan makna kata tersebut. Hal ini karena bisa jadi sang anak mendapatkan jawaban lain atau ia memahami secara berbeda.

Ia mencontohkan, misalnya si anak bertanya ‘’istri simpanan itu apa Ma,’’, maka sang ibu bisa kemudian bisa sedikit bertanya kepada sang putri, ‘’Adik tahu kata itu dari membaca atau menonton? Kalau adik tahunya apa arti kata itu.’’

Setelah anak menerangkan arti kata tersebut menurut dia atau bahkan tak mengerti, maka perlu disadari bahwa orangtua harus meluruskan pandangan anak terhadap kata tersebut. Usai menyadari hal tersebut, selalu gunakan kata-kata sederhana yang dimengerti anak.
Biasanya anak akan mengerti maksud dari tak mengatakan kepada siapa pun atau sifatnya rahasia, sehingga harus ditutupi. Kemudian orang tua bisa mengaitkan hal tersebut kepada nilai lainnya yang dimengerti anak. Misalnya, menurut dia, tanyakan pada si anak, ''Kalau adik punya nilai jelek kemudian nggak bilang-bilang sama bunda sama ayah, menurut adik itu benar atau salah? Atau jika adik memecahkan vas bunga kemudian adik nggak bilang-bilang, itu benar atau salah?''

Biasanya anak akan lebih mudah mengerti dan menerima, ketika hal tersebut sudah disangkut pautkan dengan nilai lain yang ia mengerti. Selain itu orangtua juga harus menggaris bawahi sejak awal, bahwa sebuah pernikahan itu harus dilandasi rasa saling menyayangi dan menghormati.

Jika ada sebuah kata yang sulit untuk kita jelaskan kepada sang anak, sebaiknya sang ibu atau orangtua menjelaskan bahwa ia akan mencari tahu terlebih dahulu baru dijelaskan kepada sang anak. ‘’Misalnya, sebelumnya bunda mencari tahu dulu kata itu, kamu sabar dulu ya,’’ tutur Ike.

Yang tidak kalah penting, lanjut Iken, jangan pernah menanggapi hal tersebut secara berlebihan atau emosional, karena sang anak bisa teringat kata-kata tersebut. Misalnya, sang ibu menyatakan ‘’Dik, besok-besok jangan pernah ngomong soal istri simpanan lagi ya, karena itu nggak baik,’’, maka anak akan menanggapi dengan terus mengingatnya.
Selain tidak menanggapi hal itu dengan berlebihan, orangtua juga jangan pernah menghindari pertanyaan dari anak. Ia menjelaskan, misalnya orangtua menyebut ‘’Kamu nggak usah nanya-nanya itu, itu nggak baik atau jangan bertanya kata-kata itu, tugas kamu ya belajar,’’.
Berikut adalah langkah-langkah agar diskusi anak dan orangtua semakin hangat:
Ketika anak mulai bertanya makna sebuah kata, maka hal pertama yang harus diingat ialah orangtua harus mengetahui sejauh mana pemahaman sang anak.
Ciptakan suasana nyaman dirumah, sehingga anak bisa berdiskusi dua arah antara orangtua dan anak.

Tanyakan sejauh mana sang anak mengerti makna kata tersebut, misalnya dengan bertanya, ’Menurut adik sendiri makna kata itu apa?’’
Ketika anak mulai bertanya makna sebuah kata yang berkonotasi negatif, jangan pernah bereaksi berlebihan, misalnya dengan mengatakan ‘’Ingat ya, jangan pernah ngomong istri simpanan itu tidak baik.''

Reaksi berlebihan bisa membuat anak akan terus mengingat kata tersebut.
Saat menjawab selalu gunakan kata sederhana yang bisa anak mengerti. 
Berikan penjelasan yang singkat dan tak perlu mendetail, apalagi mulai menggunakan kata penilaian seperti itu tindakan buruk yang tak boleh diikuti.
Orangtua juga kemudian bisa mengarahkan dengan balik bertanya misalnya dengan mengarahkan bahwa sesuatu yang diam-diam itu baik atau tidak?
Orangtua juga bisa menggunakan nilai lain ketika sang anak mulai mengerti kata itu, misalnya dengan mengatakan kalau adik memecahkan vas bunga kemudian nggak bilang-bilang itu baik atau tidak?

Orangtua juga bisa menggunakan media lain seperti dengan menggambar atau bermain peran ataupun dengan boneka agar anak bisa lebih mudah mengerti.

No comments:

Post a Comment